Selasa, 29 Juli 2008

Superblok, Investasinya Tetap Berbiak

Angka penjualan produk properti yang nyaris tidak pernah sepi di kawasan superblok, membuktikan bahwa berinvestasi di kawasan terpadu itu tetap menguntungkan

Pengembangan superblok akhirnya menjadi salah satu pilihan untuk mengatasi berbagai masalah yang dihadapi kota metropolitan seperti Jakarta. Kemacetan lalu lintas contohnya. Kemacetan itu tak hanya mengganggu mobilitas warga, tetapi juga memboroskan bahan bakar, uang, waktu, memperburuk kualitas udara kota, melelahkan fisik, yang akhirnya menurunkan produktifitas kerja. Karena itulah superblok menjadi pilihan, baik bagi pengembang maupun konsumen.

Namanya juga mix used development, maka di dalamnya tersedia berbagai fasilitas yang lengkap dan terpadu. Mulai dari apartemen, perkantoran, pusat perbelanjaan, fasilitas rekreasi, sekolah, sampai rumah sakit. Sehingga penghuni di dalamnya tak bakalan kerepotan, karena bisa melakukan aktivitas keseharian hanya dalam satu kawasan.

Salah satu kawasan superblok yang makin menarik perhatian adalah Rasuna Epicentrum. Maklum sejak pertamakali diluncurkan ke pasaran dua tahun lalu, superblok yang dikembangkan PT Bakrie Swasakti Utama (BSU) anak usaha PT Bakrieland Developement Tbk itu terus berdandan mempercantik diri. Di dalamnya, selain keberadaan Apartemen Taman Rasuna, Aston Rasuna Residence, Rasuna Office Park, Club Rasuna, Pasar Festival, dan Apartemen The 18 Residence juga terus tumbuh beberapa jenis bangunan lain.

Dalam waktu dekat, akan beroperasi gedung perkantoran Bakrie Tower, The Grove Condominium, Epicentrum Walk dan The Wave Apartemen. Kelak, penghuni bangunan itu makin meramaikan kawasan seluas 53,5 hektar di koridor Jalan Rasuna Said, Jakarta. Bakrie Tower misalnya, menurut Ferry S. Supandji, Chief Marketing Officer BSU critical point desain bangunannya sudah selesai dikerjakan, sehingga tinggal finishing

Demikian juga Epicentrum Walk, bangunan tujuh lantai yang menggabungkan konsep lifestyle antara mal dan perkantoran dengan area terbuka yang luas itu akan menyelesaikan pengembangannya akhir 2008. “Beberapa tenant terkemuka sudah bergabung. Mudah-mudahan awal tahun depan beroperasi,” jelas Ferry.

Tak heran komitmen penyelesaian proyek yang tepat waktu bahkan menurut Ferry lebih cepat dari waktu yang telah dijanjikan sebelumnya, membuat angka penjualan produk-produk yang ada di Rasuna Epicentrum tetap tinggi. Bahkan harganya pun dari bulan ke bulan selalu merangkak naik. The Grove Condominium, contohnya, sejak awal diluncurkan beberapa bulan lalu, dengan harga mulai Rp 800-an juta per unit, kini harga jualnya sudah mencapai Rp 1,3 miliar.

Kenaikan harga yang cukup fantastis ini, membuat sebagian besar investor maupun end user terus memburu produk-produk yang diluncurkan di Rasuna Epicentrum ini. ”Umumnya mereka mencari tempat tinggal baru dengan konsep yang menarik dan modern. Nah. Rasuna Epicentrum ternyata memberikan prespektif lifestyle baru bagi mereka,” paparnya.

Demikian juga di kawasan superblok lain. Sebut saja superblok Kemang Village. Walaupun inflasi terus menerjang negeri ini, tetapi penjualan tiga tower dari tujuh tower apartemen di Kemang Village, Jakarta Selatan, malah sudah mencapai angka 90 persen. Demikian diungkapkan Direktur Kemang Village Djoko Hardjono dan Jessica Jessica Quantero, beberapa waktu lalu di Jakarta. Separuh pembeli apartemen di Kemang Village adalah pembeli tunai.

Sebagai informasi Kemang Village akan membangun tujuh tower dengan kapasitas sekitar 1.800 unit. Pada tahap pertama dikembangkan tiga tower apartemen dengan nama The Ritz, Cosmopolitan, dan Empire, dengan total 728 unit. Tower terbaru, The Tiffany, sebagai bagian pembangunan tahap kedua telah diluncurkan Juni lalu. Selain apartemen, di area Kemang Village akan dibangun pusat perbelanjaan mewah seluas 130.000 meter persegi dengan kapasitas 300 gerai lifestyle menengah atas yang dlengkapi berbagai fasilitas, antara lain klub fitnes, bioskop, kafe dan restoran, dan Timezone

Melihat angka penjualan di atas tampaknya orang Indonesia sudah mulai terbiasa Membiakkan” uang di proyek-proyek mix used. Dan bagi mereka itu adalah sebuah peluang yang sulit untuk dilewatkan. Apalagi bila membandingkannya dengan bunga simpanan perbankan.

Tidak ada komentar: