Selasa, 15 Juli 2008

Tema Lingkungan, Kecap Nomor Satu

Sentra hunian dengan tema ramah lingkungan adalah jurus paling mujarap dalam menjaring calon konsumen


Bumi makin panas. Itu yang dibahas ribuan ahli dari 200 negara, di Bali penghujung tahun lalu. Tuntutan untuk berperilaku lebih ramah terhadap lingkungan, sudah semakin kuat, termasuk di sektor properti. Pengembang dituntun menyediakan sentra hunian yang melek terhadap lingkungan.

Dulu ketika pengembang ”jualan”, lokasi, desain, fasilitas dan material bangunan, menjadi kecap nomor satu. Tetapi kini, persepsi konsumen soal hunian terus berubah. Kalau dulu, rumah yang dibuat dari bahan mahal dan desain bagus selalu menjadi refleksi kemegahan dan kemewahan, kini sudah bergeser. Kawasan berhawa sejuk, berudara bersih, banyak pohon, punya sumur resapan, kokok ayam dan kicau burung, itulah yang disebut luks.

Terdapat beberapa latar belakang yang membuat persepsi publik terhadap konsep hunian berubah. Masyarakat yang tinggal di kota, seperti DKI Jakarta, makin merasa bahwa kotanya makin sesak, polusif, dan panas. Air tanah pun terasa makin sulit diperoleh. Kota yang polusif itu membuat warganya tidak sehat, gelisah, dan tidak bisa bekerja optimal. Celakanya, semua itu merupakan cerminan sebagian kota-kota besar Indonesia.

Nah, sejumlah pengembang yang cerdas menyadari dan mengambil peluang itu. Mereka menjual tema lingkungan dengan menampilkan gambar-gambar memesona—tentang kawasan perumahan yang hijau. Pengembang rajin berbicara tentang konsistensi menanam pohon, menyimpan air hujan, membuat sumur resapan, memelihara hewan, dan mendesain bangunan yang ramah dengan lingkungan.

PT Bakrieland Development misalnya, menunjukkan kepeduliannya terhadap lingkungan dengan meluncurkan program ”Bakrieland Goes Green”. Lewat program ini, pengembang apartemen, perumahan, hotel, dan resor itu ingin menciptakan properti yang hijau dan sehat. Komitmen ini diwujudkan dengan menerapkan konsep green architecture, green operation dan green attitude dalam setiap pengembangan proyek, mulai dari sisi perencanaan hingga pengembangan.

Lebih jauh Presiden Direktur/CEO PT Bakrieland Development, Hiramsyah S. Thaib menjelaskan, yang dimaksud dengan kebijakan lingkungan green architecture adalah semua produk didesain secara ramah lingkungan. Sedangkan green operation adalah setiap manajemen kawasan dan gedung akan mengoperasikan unit-unitnya dengan ramah lingkungan. ”Tetapi yang utama adalah green attitude, itu akan menjadi budaya perusahaan dan sumberdaya di dalamnya, dituntun kearah nilai yang peduli lingkungan,” ujar Hiramsyah.

Ketiga faktor di atas perlu karena masayarakat ketika membeli rumah, membelinya untuk jangka waktu sepuluh hingga dua puluh tahun, atau lebih dari itu. ”Kami tidak hanya berpikir untuk bisa eksis dalam lima tahun tapi untuk investasi jangka panjang. Untuk mewujudkan itu, faktor utama selain manusia adalah lingkungan. Jadi yang terpenting adalah bagaimana kita bisa memberi kontribusi terhadap lingkungan,”ujar Hiramsyah.

Ia menceritakan bagaimana di negara-negara maju proyek properti yang menerapkan strategi pembangunan berkelanjutan dengan memperhatikan faktor lingkungan tidak akan merugi, justru mencatat keuntungan yang tinggi. Di Bakrieland, kata Hiramsyah, pada awal perencanaan proyek sudah ditanamkan pemikiran untuk memberi nilai tambah kepada konsumen berupa lingkungan yang lebih ramah dan nyaman. Ini sesuai dengan tagline yang diusung Bakrieland, yaitu dream, design, and deliver.

Salah satunya penerapannya adalah pada proyek apartemen The Wave di kawasan super blok Rasuna Episentrum. Koridor apartemennya memiliki cross ventilation sehingga pengudaraannya alami daan tidak memerlukan mesin pendingin (AC). Ini akan menghemat energi dan mengurangi efek rumah kaca akibat penggunaan AC.

Rasuna Epicentrum juga dijadikan kawasan percontohan bagi Pemda DKI Jakarta, sebagai kawasan yang memiliki area resapan air. Kolam resapan seluas 1.200 m2 telah dibangun dan mampu menampung 4.000 m3 air. Di Rasuna Epicentrum, juga dibangun tempat pejalan kaki dengan lebar 10 meter yang akan diisi dengan dengan pepohonan rindang dan water features untuk mengurangi suhu udara. Sungai yang melewati Rasuna Epicentrum juga akan direvitalisasi sehingga tidak berbau dan dapat menjadi kawasan air yang bisa dinikmati oleh setiap orang.

Bakrieland, tutur Hiramsyah, juga menjalin kerjasama dengan PT Holcim Indonesia dalam perencanaan program pembelajaran sustainable construction dengan melakukan workshop bersama dalam project The Wave at Rasuna Epicentrum.

Mengenjot Penjualan

Keberpihakan pada lingkungan pada ujungnya tidak hanya akan melestarikan lingkungan, tetapi juga membuat prestasi pengembang dalam menjual menjadi lebih baik. Menurut Hiramsyah kebijakan pembangunan ramah lingkungan itu nyatanya membawa pengaruh signifikan pada angka penjualan Bakrieland. Untuk dua bulan pertama setelah diluncurkan, apartemen The Wave dan the 18th laku keras. Padalah lanjutnya kompetitor dengan lokasi dan harga yang tidak kalah bagus hasilnya tidak seperti yang dicapai Bakrieland. “Pembeli seolah merem”,” ungkapnya.

Ihwal berkah lingkungan ini ditunjukkan oleh perumahan Puri Botanical Garden, di Jakarta Barat. Setelah melempar isu lingkungan, perumahan itu laku bukan main. Sebelum melempar isu lingkungan, perumahan ini berjalan biasa saja. Namun, begitu Puri Botanical Garden memasukkan isu lingkungan, larisnya bukan main. .......

Tidak ada komentar: