Selasa, 15 Juli 2008

Kredit Properti

Kredit Perumahan Tumbuh 33 Persen

Pertumbuhan Kredit Pemilikan Rumah dan Apartemen masih didominasi oleh bank swasta nasional

Beberapa waktu lalu Bank Indonesia mengumumkan bahwa sampai empat bulan pertama tahun 2008 Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan Kredit Pemilikan Apartemen (KPA) mampu menembus angka Rp 105,3 triliun. Angka tersebut tumbuh 33 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Pada April 2008, pertumbuhan kredit pemilikan rumah dan apartemen masih didominasi bank swasta nasional, yakni 36,1%, dibandingkan dengan bank BUMN yang tumbuh 31,2% dan bank pembangunan daerah 30,1%. Sementara itu, pertumbuhan kredit KPR dan KPA bank asing dan campuran hanya naik tipis, sekitar 0,2% menjadi Rp 1,03 triliun. Peningkatan kredit perumahan dan apartemen itu salah satu penyebabnya adalah penurunan suku bunga kredit konsumsi dari 17,24% pada yang April 2007 menjadi 15,74% pada April 2008.

Sampai April 2008 kredit sektor itu mengalami pertumbuhan sebesar Rp 11,01 triliun. Pertumbuhan KPR dan KPA masih didominasi bank swasta nasional. Meskipun gejolak perekonomian mulai menekan daya beli masyarakat pada awal tahun ini. Sama seperti kenaikan BBM tiga tahun lalu yang sempat membuat daya beli melemah, sehingga rerata pertumbuhan kredit sektor itu mengalami penurunan, yakni di kisaran 20%, maka tahun ini pun diprediksi akan terkena dampak walaupun tak sebesar 2005.
Hal itu terlihat dari pertumbuhan KPR dan KPA sebelum kenaikan BBM. Pada satu tahun periode yang berakhir April 2005, terjadi pertumbuhan 45,6% menjadi Rp 46,51 triliun. Setahun kemudian, pertumbuhan tinggal 26% menjadi Rp 65,59 triliun, dan April 2007 hanya tumbuh 20,6% menjadi Rp 79,14 triliun.
Ekonom Bank Rakyat Indonesia Djoko Retnadi, seperti dikutip Bisnis Indonesia mengatakan peningkatan kredit kepemilikan rumah dan apartemen adalah fenomena bagus bagi perekonomian dalam negeri. Artinya, katanya, ekonomi Indonesia tidak terpengaruh dengan kasus kredit gagal bayar kredit perumahan yang melanda Amerika Serikat."Fenomena bagus lainnya porsi kredit KPR dan KPA lebih besar daripada sektor konstruksi dan realestat. Sebelumnya, konstruksi yang mendominasi kredit properti," paparnya. Apabila dilihat data BI pada April, dari total kredit properti sebesar Rp 165,67 triliun pangsa pasar kredit kontruksi sebesar Rp37,75 triliun dan realestat sekitar Rp 22,67 triliun. Menurut Djoko, kredit pemilikan rumah dan apartemen justru lebih aman karena porsi kreditnya hanya sekitar 10% dari outstanding kredit nasional. "Jadi, jauh lebih safe dari bubble ekonomi," ujarnya.Namun, lanjutnya, industri perbankan perlu mewaspadai kemungkinan adanya peningkatan kredit bermasalah, karena kenaikan suku bunga bank sentral menjadi 8,5% dan tekanan laju inflasi.

Sementara itu dalam kesempatan berbeda, Diah Sulianto, General Manager Kredit Konsumen BNI mengemukakan, menggeliatnya industri properti, khususnya untuk subsektor perumahan, menggugah dunia perbankan untuk menikmati manisnya peluang bisnis pendanaan perumahan. Salah satunya adalah Bank BNI. Di tahun 2008 ini, bank plat merah ini mengucurkan KPR sebesar Rp 5 trilyun atau tumbuh lebih dari 135,84 persen dibandingkan 2007 yang tumbuh Rp 2,12 triliun.

“Kami optimis mampu menyalurkan Rp5 triliun, karena pasar perumahan masih sangat potensial dari 400 ribu kebutuhan rumah masyarkat Indonesia, yang dibiayai perbankan baru 150 ribu,” kata Diah Sulianto, beberapa waktu lalu. Untuk itu, pada tahun ini pihaknya terus mengembangkan berbagai produk yang mampu menarik minat masyarakat untuk meminjam (kredit) perumahan di BNI.

“Pada awal tahun 2008 outstanding loan KPR BNI telah mencapai Rp 4,92 miliar atau tumbuh 200 miliar, Kita harapkan pada 2008 outstandingnya mencapai Rp 6,9 triliun,” katanya.Ia menambahkan untuk komposisi kredit perumahan tersebut, pembiayaan untuk apartemen hanya 10 persennya saja. “Karena apartemen adanya hanya di kota-kota besar sehingga tidak bisa ekspansif,” katanya.

Menurut dia, komposisi kredit perumahan pada 2008 tetap akan menjadi porsi yang terbesar dari total kredit konsumer yang disalurkan. Pada 2007 dari total kredit konsumer sebesar Rp 11,34 triliun, kredit perumahan mencapai 43,29 persen, kredit untuk multifinace 26,6 persen dan sisanya sekitar 30 persen untuk kredit multiguna.

Ia menambahkan pada 2008, target pertumbuhan kredit konsumen secara keseluruhan mencapai 30 persen. “Sebelumnya total kredit konsumen ditambah dengan kartu kredit mencapai Rp13 triliun, kita harapkan tumbuh 20 persen menjadi Rp16,9 triliun,” katanya.

Sementara itu si Raja KPR, Bank BTN menurut Iqbal Latanro, Direktur Utama BTN, disela-sela pencanangan hari Perumahan nasional beberapa waktu lalu mengukapkan bahwa sampai akhir Mei 2008 lalu, BTN telah berhasil menyalurkan hampir separuh dari target kredit BTN atau 48 persennya dari target alokasi hingga Rp 10,04 triliun. Iqbal meyakini kenaikan BBM tidak akan memengaruhi pencapaian target yang dipastikan akan terlapaui pada akhir tahun ini.

Tidak ada komentar: