Rabu, 16 Juli 2008

Cacingan Jangan Dianggap Sepele

Memang tidak mematikan secara langsung, tetapi mengganggu kesehatan tubuh manusia dan akhirnya menurunkan kualitas sumber daya manusia

Bicara mengenai penyakit cacingan, bisa jadi banyak hal yang kurang diketahui masyarakat. Padahal, penyakit cacingan itu bisa datang kapan saja. Datangnya pun tanpa diduga.

Salah satunya bersumber dari makanan yang terkontaminasi tinja, misalnya sayur yang biasa untuk lalapan (selada, kol, mentimun). Minuman yang terkontaminasi tinja, alias air minum yang tercemar dan tak melewati pemasakan yang sempurna, serta kebiasaan mengemut jempol pada anak tanpa memperhatikan kebersihan tangan.

Menurut dr. Adi Sasongko, Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, infeksi cacingan biasanya terkait dengan tingkat kebersihan. Jika kita beranggapan cacing berkembang biak di tubuh, tidak sepenuhnya benar. Namun, yang terjadi adalah telur cacing tertelan berulang-ulang, yang akan menetas di dalam tubuh manusia. Saat infeksi berat atau anak sedang demam tinggi, cacing bisa bermigrasi ke mulut, karena si cacing merasa kepanasan dan naik melalui salur pencernaan ke tenggorokan.

“Cacingan itu penyakit yang endemik dan kronik. Semua orang dari segala usia bisa terkena infeksi cacingan. Memang tidak mematikan secara langsung, tetapi mengganggu kesehatan tubuh manusia. Pada akhirnya bisa menurunkan kualitas sumber daya manusia,” tuturnya.

Anak yang menderita cacingan, mungkin tingkat kecerdasan (IQ)-nya tidak langsung jongkok. Yang jelas, secara perlahan-lahan, dampak cacingan akan terlihat pada kemerosotan daya belajar, produktivitas, dan daya tahan tubuh anak itu. “Dalam jangka panjang, anak cacingan akan kalah bersaing dengan anak sehat,” kata Pengelola Yayasan Kusuma Buana itu.

Lantas apa hubungan antara cacingan dan menurunnya kemampuan belajar? Cacing di dalam usus mengeluarkan semacam toksin yang menyebabkan nafsu makan anak turun. Cacingan juga mempengaruhi kemampuan kognitif anak, yang berimbas pada kemampuan berpikirnya menurun.

Lalu bagaimana memastikan anak mengidap cacingan? Muntah disertai keluarnya cacing atau saat BAB terhadap cacing, dipastikan si anak mengidap cacingan. Cacing gelang yang terikut dalam feses secara kasat mata terlihat, namun untuk cacing tambang dan cacing cambuk yang berukuran kecil harus melalui pemeriksaan feses di laboratorium untuk memastikannya.

Tetapi itupun tidak sulit kata dr Adi, karena untuk pemeriksaan feses cukup lewat mikroskop biasa yang bisa dilakukan puskesmas dan posyandu. Jika hasil pemeriksaan lab positif adanya cacingan, segera beri obat cacing yang tepat.

Tetapi satu hal, jangan lupa menjaga kebersihan. Percuma saja rajin minum obat cacing tapi tak mengubah gaya hidup kurang bersih. Anjurkan hal ini pada si buah hati. Perhatikan dimana dia beraktifitas dan jangan jajan disembarang tempat. Nah, Ibu, mulai sekarang tanamkan pentingnya menjaga kebersihan pada si upik dan si buyung ya...

Tidak ada komentar: